Senin, 21 Desember 2009

Ingin Menjadi Burung Camar

Jika aku diciptakan menjadi hewan
aku menyebutku si Burung camar

aku lincah dan ceria
penuh semangat dan bersukaria

pagi hari aku kan membangunkan pak tani dengan siulan menawanku
membangunkan bapak Tukang pOS dengan kepakan sayapku yang lincah
membuat pagi mereka siap untuk dilewati dengan mantap

aku ingin bebas seperti burung camar
terbang ke langit, ke awan biru dan bertengger di lengkung pelangi
aku ingin tak terbatas seperti burung camar
melihat sungai, sawah hijau, dan pantai indah
kapan pun aku mau

aku ingin menjadi burung camar
yang tidak ada seorang pun yang memasukanku dalam sangkar
aku bermain cakrawala di sore hari
aku melayang mengalun beriringan dengan angin pantai
mengejar senja yang berwarna marun

aku kecil
tapi aku tidak lemah

andai aku burung camar
aku tak pernah menangis, tak ada burung yang mengeluarkan air mata
aku akan terus berkicau merekahkan hari-hari makhluk di dunia

sungguh, saat ini aku ingin berubah menjadi burung camar

Senin, 26 Oktober 2009

Aku kehilangan kekuatan

Aku merasa seperti peri yang tongkatku tidak lagi berguna
Atau seperti doaremon yang kehilangan kantong ajaib
Aku seperti seorang pengajar yang lupa semua materi ajar
Atau seorang penjahit yang lupa caranya menjahit dan menghidupkan mesinnya
Aku mati rasa dan tidak percaya pada diriku

Kekuatanku terasa hilang ditelan bumi
Tanganku, kakiku tak bisa kuandalkan

Aku membayangkan diri ku :
membenturkan kepala di pojok tembok
Aku berharap tiap benturan akan memberiku energy
Tapi toh, sampai kepalaku hancur pun, Kekuatan itu tidak muncul
Seperti dawai gitar yang putus, begitu kira-kira harapanku putus

Aku mencoba berjalan dan meloncat-loncat
Berlari ke kanan, berlari kekiri
Berlari satu kaki dengan kepala miring,
Berlari sambil kepala miring ke kanan
Semua cara sudah kucoba toh percuma

Aku menepuk-nepuk wajah, menyiram diriku dengan air es
Mencelupkan kepalaku di air panas pun, tidak ada perubahan

Aku coba cara lain.
Aku tidur dilantai
Aku tidur di kolong tempat tidur
Aku coba tidur di dapur
Bahkan aku tidur di jalan raya pun
Aku tetap lemah

Aku makan nasi yang banyak,
makan mie bermangkuk-mangkuk
Aku minum air dingin, minum air panas
Makan sambal sangat pedas pun
Hatiku tetap tak tenang

Aku tidak berdaya dan lemah
Aku tidak tahu bagaimana supaya aku mendaat kekuatan itu
Seluruh kekuatanku habis hilang dan menguap

Ingin sekali aku mencium kaki Tuhan
Mengusap punggung kakiNya dengan pipiku yang sembab
Cara itu yang membuatku tenang

Jogja, 19 Juni 2009_01.27 WIB

Adalah Waktu

aktu adalah suatu misteri yang dalam
Waktu diciptakan Tuhan dan pemberian sejati ciptaanNya
Waktu akan terus berjalan seperti aliran sungai yang terus berjalan
Waktu tidak dapat di ulang, kehadiran dan perubahannya adalah sesuatu yang pasti
Waktu memiliki dimensi dan diberikan pada tiap makhluk dengan jumlah yang sama
Waktu adalah kualitas hidup
Waktu adalah memberi
Waktu adalah menerima orang lain
Waktu adalah menolong
Waktu adalah mengasihi
Waktu adalah kejujuran
Waktu adalah memaafkan
Waktu adalah harapan
Waktu adalah kebesaran hati
Waktu adalah ketulusan
Waktu adalah senyum yakin
Waktu adalah berjuang
Waktu adalah membangun kekuatan
Waktu adalah menghormati
Waktu adalah kesabaran
Waktu adalah mengerjakan tanggungjawab
Waktu adalah menyembahNya
Waktu sama sekali bukan uang
Uang tidak dapat membeli waktu, uang hanya bisa membeli jam tangan

Kumatikan Lampu KAmar

Aku memegang buku
Membuka-bukanya sekilas
Lalu meletakkannya
Au membuka isi tas ransel hitam
Melihat-lihat barang bawaanku
Mengotak-atik, lalu ku melepaskannya

Aku beranjak dari tempat tidurku, aku duduk di kursi
Kursi itu terletak tepat di depan meja belajar
Duduk dengan kaki diangkat satu
Lalu kuletakkan kedua-duanya di lantai
Setelah itu, aku berdiri, merapikan bantal dan guling di kasurku
Lalu duduk di atas kasur dan,
Kuambil hand out kuliah
Mataku tertuju pada dompetku..
Kuletakkan hand out kuliah itu dan memegang dompet putihku
Aku mengeluarkan seluruh isinya
Merapikannya satu –satu, uang kertas dan uang receh
Tapi hatiku beranjak,
Aku ingin segera membuka buku Randy Pope
“Finding Your Million Dollar Mate”
Kusentuh buku biru itu
Buku Hadiah dari seorang kakak padaku
Membuka buku itu sebentar,
mengingatkanku untuk membuka sms
kuraih HP di meja belajarku dan kubuka menu
tidak ada pesan untukku

aku ingin membuka tas lagi
melihat barang-barang yang kubawa, mengamatinya satu-satu
lalu memasukkannya kembali

kutengok di meja, binder hijauku terletak di sana
aku buka tiap-tiap halamannya, mencari yang kosong
aku memulai menulis sesuatu

Aku tampak bodoh dan lemah,
tidak bisa fokus dan tidak bisa tenang

kumatikan lampu kamar, lalu menangis sampai tidur
“ternyata jatuh cinta itu menyiksa,” gumamku

Minggu, 10 Mei 2009

Kalau saja..

kalau saja
Aku bisa memeluk dan menenangkan seseorang yang menyaksikan dengan matanya sendiri ketika Ayahnya kecelakaan yang kepalanya pecah..

kalau saja,
Aku bisa menguatkan orang yang tidak punya ayah dan ibu yang hidup sendirian di bumi

kalau saja,
Aku bisa menolong seorang remaja yang ketakutan karena diperkosa dan kehilangan keperawanannya dengan paksa

kalau saja,
Aku bisa memanjangkan harapan teman yang menangis pilu karena kekasihnya yang memilih oranglain daripada dia

Kalau saja,
Aku bisa memahami seorang Ayah yang menyesali anaknya bunuh diri karena dia seorang yang cacat mental

Atau kalau saja,
Aku bisa merasakan sakitnya seorang suami yang istri dan anaknya meninggal saat proses kelahiran

kalau saja mulai saat ini,
aku bisa lebih merasakan, memahami dan mengerti apa yang orang lain alami,
aku tidak akan pernah menyesal menghabiskan waktu kuliahku selama ini..

Semangatlah diriku!!

13 Oktober 2007

Berbicara dengan Patung Doraemon

Sewaktu aku masih kecil, aku senang sekali bermain di sebuah taman. Tiap sore orang-orang bermain di tempat itu. Tua, muda, anak-anak, bahkan para remaja yang berpacaran juga berada di taman itu. Taman yang terletak di jantung kota itu menjadi tempat favorit banyak warga masyarakat kota.

Ibuku baru mengijinkanku main di taman itu kalau aku sudah mandi dan berjanji mau makan lebih lahap nanti. Saking girangnya, aku berani berjanji untuk makan dua kali lebih banyak dari pada biasanya. Kesepakatan yang hebat, Ibuku suka aku makan banyak, dan aku untung berkunjung ke taman itu.

Di taman itu ada tempat favorit yang kupilih sejak masih di rumah. Akan kuceritakan tempat itu padamu. Letaknya di ujung taman sisi paling utara. Ada sebuah patung bagus. Kamu pasti suka. Dia patung Doraemon. Setiap kali aku kesana aku memandanginya dan mengelus-elus perut ajaibnya.

" Doraemon…" kataku pelan. Dia tidak berbicara
" Doraemon aku punya koin, apa kau bisa mengubahnya menjadi donat?" tanyaku
" Doraemon ..aku ingin bersahabat dengamu" pintaku

Aku memandanginya dan melihat matanya beberapa saat. Dia tetap diam. 10 menit. 20 menit. Aku menunggunya, tetap saja dia tidak berbicara apa-apa. Mataku mulai berkaca-kaca dan akhirnya aku menangis dengan menepuk-nepuk kakinya.

" Ibu, aku hanya ingin bersahabat denganya!" tangisku merengek. Aku ingin dia berbicara. Ibuku menolongku, dan mengajakku duduk manis di bawah patung itu. Katanya aku harus menepati janji ku biar aku bisa bersahabat dengannya. Aku harus makan dua kali lebih banyak. Padahal aku paling tidak suka makan wortel. Setiap kali suapan yang diberikan Ibu, aku memejamkan mata sambil menangis. Sayur wortel sangat tidak enak, tapi aku harus menghabiskan semuanya. Sangat menyiksa. Tapi kupikir tidak apa-apa asal Doraemon itu mau bersahabat denganku.

Seperti anak kecil yang berharap pada patung Doraemon itu menjadi sahabatnya,
begitulah ketika kita berharap kepada seseorang tetapi dia tidak berbicara apapun pada kita.
Kamu harus siap menaggung resikonya, bahkan jika harus makan dengan sayur wortel yang tidak kamu suka. Ada luka yang harus dibayar.

" Doraemon, semoga suatu saat kamu mau bersahabat denganku" ucap anak itu tersenyum sambil lari meninggalkan taman. Anak itu menuju arah Ibunya. Ibunya menyambut dengan pelukan dan menggendongnya dengan hangat.

Lendir Cemas

Cemasku mulai datang dan mondar mandir di ulu hati..
Berjalan Ke kanan ke kiri tak karuan
Cemasku terkoyak dan melonjak seperti air yang tumpah dari gelas kaca

Cairan cemas itu berwarna bening dan seperti lendir
Aku jijik melihatnya..
Terlebih dari jijik, cairan itu juga mengalir mengintari pusaran hatiku menjerat dan melilit pembuluh darah.
membuatnya menjadi berontak dan berdetak tak karuan
tiap dentuman detak itu terasa sakit dan menyiksa
seperti balon udara yang pecah meletup keras di udara


Jika mampu, ingin kumuntahkan saja cairan cemas tak berguna itu ke tempat sampah

Sungguh tidak aman bagiku untuk tinggal dalam kecemasan.
Lendir cemas ini mengintariku sampai pagi menjelang

Mencari bijaksana dalam diri- Based On “ Double Your Brain Power”

Kamu puya masalah? Kamu binggung? Tidak ada yang membantumu?

Duduklah di tempat privasimu- tutup mata dan bayangkan kau sedang berjalan didalam hutan yang rindang (Visualisasikan dengan sangat lengkap)- sampailah di sebuah rumah dipedalaman dan kau membuka pintu rumah itu- pemilik rumah itu memberimu nasehat - dengarkan nasehatnya dengan sangat seksama- dan kau pun menuliskan nasehat-nasehat itu di dalam bukumu.

Supported by: Denis, danang, nadvi, rio, dan abi (kakak2 Psyche 04)

Minggu, 03 Mei 2009

perrcakapan dengan Tuhan

Katakan kepada Tuhan semua yang ada di hatimu seperti orang menceritakan isi hatinya, kesenangannya dan kesedihan hatinya kepada sahabat karibnya
katakan masalah-masalahmu agar Ia dapat menghiburmu
katakan sukacitamu agar Ia dapat mengendalikannya
katakana keinginanmu agar Ia dapat memurnikannya
katakan apa yang tidak kamu senangi agar Ia menolong untuk mengatasinya
katakan kepada-Nya pencobaanmu agar Ia dapat melindungi darinya

perlihatkan luka-luka hatimu agar Ia dapat menyembuhkannya
singkapkan sikap acuh tak acuhmu akan hal-hal yang baik, buruknya keinginanmu akan yang jahat, ketidak stabilanmu; katakan kepada-Nya bagaimana mengasihi diri sendiri membuat engkau tidak adil kepada orang lain, bagaimana keangkuhan membuatmu menjadi tidak tulus, bagaimana kesombongan menutupi diri sendiri dan orang lain.
Bila engkau membuka semua kelemahanmu, kebutuhanmu, masalahmu, tidak akan pernah ada kekurangan kata-kata.

Engkau tidak akan pernah kehabisan pembicaraan.
Tidak perlu menimbang kata-kata, karena tidak ada yang harus ditahan;
berbicara dengan kelimpahan hati mereka, tanpa ditimbang mereka mengatakan apa yang dipikirkan
Diberkatilah mereka yang mencapai hubungan intim yang terbuka seperti itu dengan Tuhan.


Selasa, 31 Maret 2009

when you would rather be in love

Bila Engkau Sedang Jatuh Cinta
(dan ketika Cintamu Tidak Terbalas)

Bagaimana rasanya jika orang yang kau sukai dan kau beri perhatian tidak membalas? Menjadi sangat terpukul bukan? Keputusasaan yang dalam hadir dan harga diri kita akan menurun atau merosot seperti air di dalam gelas yang bocor.
Lalu apakah yang akan kita lakukan jika demikian? Ketika kita meletakkan cinta dan perhatian kepada seseorang dan tidak ada balasan, pikirkan: yah..mungkin dia sedang dalam kondisi tidak aman, kebingungan atau bisa jadi dia telah menikah dengan orang lain. .hahaha

Tenanglah dan ucapkan selamat kepada diri kita atas perasaan yang kita miliki- karena perasaan itu muncul dari dalam diri kita. Mari kita terbuka, dan kita akan membuka diri untuk menjalin dalam sebuah hubungan/relationship. Nikmati perasaan yang ada dan komunikasikan kepadanya jika pantas,ingatlah bahwa pengalaman akan perasaan ini adalah milik kita.

Ketika kita sudah terlarut di dalamnya perasaan ini, ingatkanlah bahwa diri kitalah orang yang paling penting dalam hidup kita, gunakan seluruh energy yang ada untuk mewarnai diri kita kembali. Perintahkanlah pada diri sendiri fokus pada hidup kita lagi dan hal yang terpenting serta yang paling membahagiakan adalah hak kita. Pastikan bahwa kita menyaksikan dan menikmati kebahagiaan bersama orang2 disekeliling. Sepertinya sulit, tapi mari mencoba untuk merelakan orang itu pergi dari hidup kita. Pikirkan tentang diri diri kita dan libatkan diri kembali untuk hidup kita. Jika kita merelakan seseorang yang kita sukai itu pergi, dia akan datang kalau memang dia untuk kita atau kita akan menemukan seseorang yang lebih baik jika pada saatnya.

Kita boleh mengkomunikasikan perasaan yang kita miliki dengan wajar. Kita dapat mengatakan apa yang sedang terjadi. Akan tetapi, kita perlu untuk terus menjaga diri supaya kita tetap “penuh”/tidak krisis walaupun tidak mendapatkan respon seperti yang kita inginkan. Sebaiknya kita tidak memelihara cinta dan perhatian jika hal tersebut seolah-olah tidaklah dihargai dan diinginkan. Lebih baik letakkan perhatian dan cinta pada tempat yang menerima dan menginginkannya.

Sangat indah memang jika memiliki seseorang yang istimewa. Mungkin saat ini belum cukup tepat waktunya, karena ada waktu yang lebih tepat daripada saat ini. Misalnya saat ini adalah waktunya untuk total pada pekerjaan yang ada di hadapan kita. Oleh karena itu kita dapat memberi dan menerima kasih dari sahabat terdekat, keluarga, atau teman sekampus misalnya. Tetapi ingatlah, bahwa dalam menjalin persahabatan dengan sahabat dekat pun, harus tetap memiliki keseimbangan untuk menjaga hubungan dengan orang lain, untuk menjaga supaya orang lain bukanlah segala-galanya dan kita bukanlah segala-galanya untuk orang lain. Sekalipun kita memiliki hubungan yang dekat, kita bukanlah ‘dia’ dan “dia’ bukanlah kita. Kita tetap berbeda dan kita sendiri memiliki tujuan atas hidup kita sendiri. Oleh karena itu tiap-tiap orang akan bertanggungjawab terhadap dirinya masing-masing.

Jika kita tidak sedang jatuh cinta saat ini, mungkin kita dapat tetap merasakan romantisnya cinta setiap saat. Setiap orang sangat senang untuk dihargai, saling menghargailah yang akan membuat kita memiliki relasi yang romantic dengan siapapun. Bukan hanya cinta pada seseorang yang dapat membuat kita berbunga-bunga dan berkelip-kelip seperti bintang, bisa saja merasakan romantika cinta dengan orang yang biasa kita temui sehari-hari.

Hari-hari kita akan menjadi romantik karena kekhususan dan keunikan yang dimiliki tiap-tiap orang itu tidak dapat tergantikan. I now let my life be romantic


Ref: The secret of Self-Esteem “a new approach for everyone”-Patricia Cleghorn

Minggu, 15 Februari 2009

Lari ke rumah Nenek

aku datang dengan keringat disekujur tubuhku
berlari kencang menuju tempat nenek
mataku sayu tidak bersinar
wajahku pucat dan badanku memar
seharian berlari membuatku menangis

sampailah aku di halaman rumah nenek
badanku rebah tak berdaya ke tanah
kepalalu terbentur batu
air mata, keringat dan darah bercampur di kepalaku
hanya tangisan tersedu yang kulakukan

nenek datang menjemputku dan memelukku
kurebahkan badanku dipelukannya
nafasku tersengal senada dengan tangisan kami

"nenek..aku tidak tahu harus pergi kemana. Tidak ada seorang pun yang menerima kegagalanku. AKu berlari mencarimu dan ingin memelukmu"
kami tetap menangis bersama gemuruh riuh angin berhembus

telapak tangannya menyentuh kedua pipiku yang dingin
matanya yang teduh memandangku lembut
"pandanglah aku nak..kamu anak gadis yang cerdas dan baik. kamu berhak mendapat bahagia. LIhatlah ke langit yang luas dan tak terbatas. Milikilah harapan seluas langit yang tak pernah habis dan semangat yang tak terbatas oleh keadaan. seperti langit itu"
Lalu nenek mengusap air mataku dan memelukku kembali.

dalam hatiku aku berkata,'aku ingin menjadi seperti langit itu"

Selasa, 03 Februari 2009

kematian Buduk

buduk..
adalah nama yang diberikan untuk anak itu
namanya tidak terlalu bagus, tapi semua orang menyukai nama itu

dia berwarna coklat dan kulitnya lembut
dia sedikit gendut dengan mata yang bersinar
dia lincah dan lucu

nama buduk seringkali disebut di tiap obrolan kami
meski begitu, dia tidak pernah tahu kalau kami membicarakannya
dia sangat polos

kemudian tersiar kabar bahwa dia mati
dia sakit keras dan tak ada satupun dari kami yang bisa menjenguk
entahlah..dia sangat kesakitan sampai tidak kuat menahan luka itu

tidak ada yang tersisa dari dia sekarang
luka kehilangan masih tersisa

sita..akan ada buduk lain yang menggantikan kehilangannya..

biarkan semua tamumu masuk dalam rumah

hatiku bagaikan sebuah rumah
aku menyebutnya demikian karena hatiku memiliki ruang-ruang
seperti rumahku yang memiliki ruang untuk menyimpan sesuatu, begitulah kira2

kadang-kadang ada tamu yang datang mengetok pintu rumahku
dia adalah sukacita yang membawakan bunga anggrek ungu
atau kebanggaan datang membawakan piala emas
mungkin juga kemenangan datang membawa poci-poci cantik dari cina
sesekali kebahagiaan datang dengan membawa wewangian hutan pinus yang segar
dan seringkali tawa mampir ke rumahku membawa sebatang coklat

namun,
kadang-kadang dukacita datang dan memecahkan vas bunga rumahku
kecewa datang dan mematahkan pialaku
putus asa mampir dan menghancurkan lemari
atau kekalahan muncul dengan membanting pintu dan membakar gorden
dan seringkali tangis mampir ke rumahku membawa sebelah pisau yang tajam

biarkan semua tamu2 itu masuk
relakan kehadiran dan kepergian mereka
persilahkan mereka masuk dan ada di rumahmu

supaya mampu merawat rumah, kita harus mempersilahkan Sang penjaga Hati
Tuhan yang akan mengendalikan sukacitamu supaya tidak berlebihan dan menjadi sombong
Tuhan yang akan memungut gelas-gelas pecah yang berceceran supaya tidak menghancurkan hati

Jumat, 16 Januari 2009

Puisi untuk Israel

aku berdiri memandangmu dari jauh
melihatmu sibuk kesana kemari
kamu mengambil benda-benda itu
dan membantingnya dengan sekuat tenagamu
menghansurkan kaca, menghancurkan ruangan itu
kamu ambil benda yang lebih besar itu
lalu kau membantingnya di lantai
pecah..berantakan

aku ketakutan melihatmu
mukamu merah padam
rambutmu berantakn dan matamu tidak bercahaya
lihat tanganmu yang bergetar itu..
nafasmu sengal dan kesulitan menghirup udara

aku hanya menagis melihatmu..
kamu sedang marah ya?
apakah hatimu terluka?
jelaskan padaku padaku apa yang kau rasakan?
kamu kehilangan kesadaran itu!

lihat tanganmu..
kotor dan penuh darah itu
wajahmu letih, kamu terlalu lelah selama ini
lututmu lelah bukan?
kakimu bergetar dan berkeringat
jujurlah padaku Israel..
jangan paksakan dirimu seperti ini
kamu bisa mati!
jangan lakukan lagi aku mohon..

saat kakimu mulai berat untuk berdiri,
berlututlah kepada Tuhan
diam dan berdoalah padaNya
biar dia menyegarkan marahmu dengan air suciNya
membasahi kepalamu yang panas dan badanmu yang mendidih itu

Air segarNya akan membuat kepalamu dingin dan badanmu segar kembali
air segarNya akan melegakan dahagamu supaya tenggorokanmu menjadi dingin

Israel saudaraku..
datang dan temukan Dia
Dia menyembuhkan orang yang berbeban berat dan yang letih lesu



aku yang mengasihimu
sari

Puisi untukPalestina

Palestina..
di sini aku bisa menikmati bunga warna-warni, apa warna bunga di sana?
apakah abu-abu atau hitam?
di sini aku bisa melihat gunung yang biru megah berdiri, apa warna gunung di sana?
apakah merah atau coklat pekat?
di sini aku bisa menghirup udara segar dan dingin, bagaimana udara di sana?
apakah kotor, berdebu dan sakit saat di hirup?
di sini aku menikmati burung terbang dengan ringan di udara, bagaimana di sana?
apakah tembakan dan peluru yang terbang di langitmu?
di sini aku merasakan gemericik air sungai mengalir segar, bagaimana di sana?
apakah pekat, gelap dan beracun sungaimu?
di sini aku bisa tidur di kasurku tiap malam hari, bagaiman denganmu?
apakah kamu cemas dan sering terbangun tiao malam?
di sini aku menikmati kesunyian malam yang teduh?
apakah telingamu sakit akan suara tembakan itu?
di sini aku belajar ini dan itu di sekolah bersama teman-temanku?
apakah kamu tidak sempat belajar di sana?
di sini aku mendapati rumah sakit yang tenang, dingin dan rapi?
apakah rumag sakitmu bising, amis, kotor dan berantakan?
di sini aku sehat,merasa segar dan kuat?
apakah kau sakit, lemah, terluka dan tak berdaya?

palestina..
aku berusaha memahamimu sekuatku
aku hanya merasakan dari jauh kamu sedang terluka
badanmu memar dan tulangmu retak
sakit bukan rasanya..
apa kau berdarah di kepala, di tangan, di kaki..
dimana lagi yang terluka?

palestina..
Tuhan yang menciptakan bumi dan langit itu,
tidak pernah tinggal diam
menjadi kuatlah saudaraku
aku mengasihimu


saudaramu dari jauh
sari

Rabu, 14 Januari 2009

Ayah..sepeda itu hilang!

seperti bermain opera saja
menagis di pojok kamar, memeluk lutut dan lampu di matikan
memejamkan mata dan memikirkan tentang nya --

tentang sepeda merah jambu yang kubeli bersama ayahku
"ayah..akuingin punya sepeda"
begitu rengekku waktu itu

ayah menjemputku dan mengajakku di suatu tempat
tempat para sepeda diam menunggu untuk dimiliki
Toko Sepeda Esa Jaya nama tampatnya
"ayo pilih warna apa yang kamu mau?"
"hm..merah jambu!"

aku membeli sepeda itu dan berjalan riang menyusuri jalan
"sari..difoto dulu", kata ayahku
"ok!"

lalu aku melaju menuju tampat yang kuperjuangkan
"hati-hati di jalan sari"
"iya ayah..aku akan mengejar mimpiku di ujung jalan.doakan anakmu ya"

pergi menyusuri jalan malioboro meninggalkan ayahku..
aku kesana kemari dengan sepeda itu,
berharap dapat kembali pada ayahku dengan membawa sesuatu..


ternyata,
sepeda merah jambu itu hilang dicuri orang
aku bersedih dan menyesalinya..menangis semalaman untuk sepeda itu

"walau sepeda itu hilang,
aku akan tetap membawa sesuatu untuk ayahku kala aku pulang.
mugnkin dia sdikit kecewa,
tapi aku akan membawa obat penawarnya"

akn kupastikan begitu!

sesuatu yang kisebut sebagai " seseorang"

aku mulai cemas dan gelisah
kalau-kalu harapanku tertiup angin dan hilang di udara
beberapa waktu ini aku hidup digerakkan oleh sesuatu
sesuatu itu kesebut sebagai " seseorang"
ingin ke langit, ingin ke dasar bumi,
ingin kemanapun karena "seseorang"

awalnya aku mengira bahwa hidupku menjadi semakin bergairah dan menantang
aku bersemangat dan mantap untuk berjuang
Aku bersedia berlari kencang atau mengangkat beban berat karenanya
aku bersedia membiarkan hatiku terlalu girang atau terlalu sedih karena " seseorang"

Tibalah di sutu tempat di mana aku tidak lagi bisa melihat dengan jelas
gelap, hitam pekat dan memekakan mataku
aku berteriak sekuat tenaga tidak ada yang mendengarkanku
aku berlari kesana kemari namun aku menjadi mudah sekali terjatuh
aku tidak stabil

kuraba mataku dengan kedua tanganku
kudapaqtkan kain penutup mata itu
ya..nama kain itu kesebut sebagai "seseorang"
kulepaskan kain itu dan kubuang dari tanganku
aku dapat melihat

aku jujur pada dunia..
mungkin aku si pecundang yang tidak berani
takut memperjuangkan sesuatu yang kesebut sebagai "sesorang"
aku memang takut menerima kenyataan pahitnya

aku hanya akan menjadi lebih dari sekedar pecundang
jika aku hidup karena untuk " seseorang"
terlalu beresiko untuk kulanjutkan

aku mau ke langit, aku mau ke dasar bumi..
aku ingin ke bintang, dan kemanapun..
bukan untuk " seseorang"

Jika Tuhan berkehendak, sesuatu yang kesebut 'seeorang" itu
pasti akan datang...
Jika tidak, itu bukan perkaraku lagi
Sgala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
Dia yang meemberi kekuatan bagiku untuk hidup

Selasa, 06 Januari 2009

Mama Menagis Pagi Ini

Mama menangis pagi ini,
Aku tak tahu apa yang harus ku katakana
Tapi ia pun berhneti menangis dengan segera,
Dan kami memulai kegiatan seperti biasa

Kemudian telepon berdering berulang kali,
Dan Mama menjawab sambil tersenyum tipis.
Sepertinya orang-orang berjanji,
Bahwa mereka akan dating dan menemani.

Dan oreang-orang pun berdatangan,
Dengan membawa banyak makanan.
Mereka memeluk mama dan nenek,
Tampaknya mereka sungguh menyenangkan.

Kemudian mama memanggil kami,
Dan mendudukan kami di tenpat tidurnya.
Saudara lelakiku duduk di dekat kaki Mama,
Sedangkan aku duduk di dekat kepalanya.

“ Mama harus mengatakan sesuatu kepada kalian,”
Ia berkata dengan perlahan.
“Papa meninggal dunia pagi ini,
Dan ia tak akan pernah kembali lagi”

“ Ia pergi untuk tinggal bersama Tuhan,
Dapatkah kalian mengerti hal ini?’
Mama memandang kami dengan airmata mengalir di pipi,
Dengan segera kuraih tangannya.

“Apakah Papa pergi ke Surga?”
Mama pun menganguk;
Bagi kami, hal itu tampak begitu nyata,
“kalau begitu, kami jugan ingin kesana Mama”

“ Mama menceritakan tentang Surga kepada kami,
Tampaknya surga itu indah dan menyenangkan.
Jika demikian, katakanlah, Mama
Mengapa Mama mengangis?”

“Yah saat nenek kehilangan kakrk,
Mama kehilangan seorang ayah.
Yang membuat kita sedih adalah,
Karena papa tidak akan pernah kembali lagi”
………..

“Kasih papa selama ini
Akan tetap tinggal sebagai kenangan.
Kini ia tidak perlu lagi merasa kesakitan , dan ia pun bahagia di sana”

Akhirnya aku mengerti,
Bahwa sejak papa dilahirkan.
ia mencintai oran-orang di sekelilingnya dari dekat,
Dan mencintai Allah dari bumi
Kini papa mencintai Allah dari dekat,
Ia dekat dengan Allh dan berbicara langsung dengan Allah
Pemakaman Papa bukanlah akhir dari segalanya,
Tetapi merupakan hari kelulusan papa”

_sharon Jones

 
Powered by Blogger