Selasa, 26 Oktober 2010

Tuhan mengapa bumi tidak kotak saja?

Mengapa Kau tak buat bumi tempat ku berpijak ini kotak dan sponge bob bulat saja.
Kenapa hujan berupa air, bagaimana jika hujan berupa bunga saja.
Mengapa aku lahir dari ayah dan ibu, bisa tidak kalau aku lahir dari pohon apel?
Mengapa langit biru, bagaimana jika langit kuning dan laut merah jambu?
Apa Kau tak pernah terfikir untuk membuat rumahku dari air laut dan piring dari garam serta sendokku dari awan.
Katakan padaku kenapa pohon tidak bisa berjalan-jalan, bagaimana menurutMu jika hewan yang diam saja dan bisa berbiji?
Tuhan, coba bayangkan, bagaimana jika aku ini terbuat dari kabel, aku tidak perlu memiliki darah bukan?
Tuhan Kemari..lihatlah wajahku..bagaimana jika lidahku ini bulat dan bibirku kotak..atau kebalik ya..bibirku bulat dan lidahku yang kotak..atau bagaimana jika bibir dan lidahku keduanya kotak? Kalau air mata berupa bola pimpong mungkinkah Kau membuat demikian?
Ganti saja angin dengan kain. Setuju tidak?
Burung terbang diganti buah kelapa terbang bagaimana?
Ganti saja kambing berkokok dan ayam embek-embek.
Mengapa kau tak buat demikian saja?

Siapakah Kau itu Tuhan. Engkau membuat aku, membuat ini itu lalu Engkau sendiri terbuat dari apa? Kapan aku bisa menyentuhMu? Dimana sekarang diriMu? Di dapur, di kantor, atau di dalam taxi. Apa kabarMu? Apakah Engkau sehat? Beri tahu alamat emailMu padaku atau minimal alamat rumahMu.
Lihatlah! Ini jari-jariku, kukuku hitam, kotor dan panjang. Kalau di sekolah bu Guru akan memukul jari-jariku dengan tongkatnya. Ini pertanyaan terakhirku. Apakah Kau bersedia membersihkan kukuku dan memotong kukuku yang panjang itu?
Yang Kau lakukan terlalu istimewa bagiku, tapi tak ada yang istimewa dariku untukMu. Aku hanya membuat ini. Ini sekantong kresek air mataku. Itu karena aku terlalu sering menangis meminta ampun padaMu. Terimalah Tuhan ini untukMu. Aku menyayangiMu tapi sekaligus menghianatiMu.
MenurutMu aku ini apa?

 
Powered by Blogger