Minggu, 15 Februari 2009

Lari ke rumah Nenek

aku datang dengan keringat disekujur tubuhku
berlari kencang menuju tempat nenek
mataku sayu tidak bersinar
wajahku pucat dan badanku memar
seharian berlari membuatku menangis

sampailah aku di halaman rumah nenek
badanku rebah tak berdaya ke tanah
kepalalu terbentur batu
air mata, keringat dan darah bercampur di kepalaku
hanya tangisan tersedu yang kulakukan

nenek datang menjemputku dan memelukku
kurebahkan badanku dipelukannya
nafasku tersengal senada dengan tangisan kami

"nenek..aku tidak tahu harus pergi kemana. Tidak ada seorang pun yang menerima kegagalanku. AKu berlari mencarimu dan ingin memelukmu"
kami tetap menangis bersama gemuruh riuh angin berhembus

telapak tangannya menyentuh kedua pipiku yang dingin
matanya yang teduh memandangku lembut
"pandanglah aku nak..kamu anak gadis yang cerdas dan baik. kamu berhak mendapat bahagia. LIhatlah ke langit yang luas dan tak terbatas. Milikilah harapan seluas langit yang tak pernah habis dan semangat yang tak terbatas oleh keadaan. seperti langit itu"
Lalu nenek mengusap air mataku dan memelukku kembali.

dalam hatiku aku berkata,'aku ingin menjadi seperti langit itu"

Selasa, 03 Februari 2009

kematian Buduk

buduk..
adalah nama yang diberikan untuk anak itu
namanya tidak terlalu bagus, tapi semua orang menyukai nama itu

dia berwarna coklat dan kulitnya lembut
dia sedikit gendut dengan mata yang bersinar
dia lincah dan lucu

nama buduk seringkali disebut di tiap obrolan kami
meski begitu, dia tidak pernah tahu kalau kami membicarakannya
dia sangat polos

kemudian tersiar kabar bahwa dia mati
dia sakit keras dan tak ada satupun dari kami yang bisa menjenguk
entahlah..dia sangat kesakitan sampai tidak kuat menahan luka itu

tidak ada yang tersisa dari dia sekarang
luka kehilangan masih tersisa

sita..akan ada buduk lain yang menggantikan kehilangannya..

biarkan semua tamumu masuk dalam rumah

hatiku bagaikan sebuah rumah
aku menyebutnya demikian karena hatiku memiliki ruang-ruang
seperti rumahku yang memiliki ruang untuk menyimpan sesuatu, begitulah kira2

kadang-kadang ada tamu yang datang mengetok pintu rumahku
dia adalah sukacita yang membawakan bunga anggrek ungu
atau kebanggaan datang membawakan piala emas
mungkin juga kemenangan datang membawa poci-poci cantik dari cina
sesekali kebahagiaan datang dengan membawa wewangian hutan pinus yang segar
dan seringkali tawa mampir ke rumahku membawa sebatang coklat

namun,
kadang-kadang dukacita datang dan memecahkan vas bunga rumahku
kecewa datang dan mematahkan pialaku
putus asa mampir dan menghancurkan lemari
atau kekalahan muncul dengan membanting pintu dan membakar gorden
dan seringkali tangis mampir ke rumahku membawa sebelah pisau yang tajam

biarkan semua tamu2 itu masuk
relakan kehadiran dan kepergian mereka
persilahkan mereka masuk dan ada di rumahmu

supaya mampu merawat rumah, kita harus mempersilahkan Sang penjaga Hati
Tuhan yang akan mengendalikan sukacitamu supaya tidak berlebihan dan menjadi sombong
Tuhan yang akan memungut gelas-gelas pecah yang berceceran supaya tidak menghancurkan hati

 
Powered by Blogger