Jumat, 16 Januari 2009

Puisi untuk Israel

aku berdiri memandangmu dari jauh
melihatmu sibuk kesana kemari
kamu mengambil benda-benda itu
dan membantingnya dengan sekuat tenagamu
menghansurkan kaca, menghancurkan ruangan itu
kamu ambil benda yang lebih besar itu
lalu kau membantingnya di lantai
pecah..berantakan

aku ketakutan melihatmu
mukamu merah padam
rambutmu berantakn dan matamu tidak bercahaya
lihat tanganmu yang bergetar itu..
nafasmu sengal dan kesulitan menghirup udara

aku hanya menagis melihatmu..
kamu sedang marah ya?
apakah hatimu terluka?
jelaskan padaku padaku apa yang kau rasakan?
kamu kehilangan kesadaran itu!

lihat tanganmu..
kotor dan penuh darah itu
wajahmu letih, kamu terlalu lelah selama ini
lututmu lelah bukan?
kakimu bergetar dan berkeringat
jujurlah padaku Israel..
jangan paksakan dirimu seperti ini
kamu bisa mati!
jangan lakukan lagi aku mohon..

saat kakimu mulai berat untuk berdiri,
berlututlah kepada Tuhan
diam dan berdoalah padaNya
biar dia menyegarkan marahmu dengan air suciNya
membasahi kepalamu yang panas dan badanmu yang mendidih itu

Air segarNya akan membuat kepalamu dingin dan badanmu segar kembali
air segarNya akan melegakan dahagamu supaya tenggorokanmu menjadi dingin

Israel saudaraku..
datang dan temukan Dia
Dia menyembuhkan orang yang berbeban berat dan yang letih lesu



aku yang mengasihimu
sari

Puisi untukPalestina

Palestina..
di sini aku bisa menikmati bunga warna-warni, apa warna bunga di sana?
apakah abu-abu atau hitam?
di sini aku bisa melihat gunung yang biru megah berdiri, apa warna gunung di sana?
apakah merah atau coklat pekat?
di sini aku bisa menghirup udara segar dan dingin, bagaimana udara di sana?
apakah kotor, berdebu dan sakit saat di hirup?
di sini aku menikmati burung terbang dengan ringan di udara, bagaimana di sana?
apakah tembakan dan peluru yang terbang di langitmu?
di sini aku merasakan gemericik air sungai mengalir segar, bagaimana di sana?
apakah pekat, gelap dan beracun sungaimu?
di sini aku bisa tidur di kasurku tiap malam hari, bagaiman denganmu?
apakah kamu cemas dan sering terbangun tiao malam?
di sini aku menikmati kesunyian malam yang teduh?
apakah telingamu sakit akan suara tembakan itu?
di sini aku belajar ini dan itu di sekolah bersama teman-temanku?
apakah kamu tidak sempat belajar di sana?
di sini aku mendapati rumah sakit yang tenang, dingin dan rapi?
apakah rumag sakitmu bising, amis, kotor dan berantakan?
di sini aku sehat,merasa segar dan kuat?
apakah kau sakit, lemah, terluka dan tak berdaya?

palestina..
aku berusaha memahamimu sekuatku
aku hanya merasakan dari jauh kamu sedang terluka
badanmu memar dan tulangmu retak
sakit bukan rasanya..
apa kau berdarah di kepala, di tangan, di kaki..
dimana lagi yang terluka?

palestina..
Tuhan yang menciptakan bumi dan langit itu,
tidak pernah tinggal diam
menjadi kuatlah saudaraku
aku mengasihimu


saudaramu dari jauh
sari

Rabu, 14 Januari 2009

Ayah..sepeda itu hilang!

seperti bermain opera saja
menagis di pojok kamar, memeluk lutut dan lampu di matikan
memejamkan mata dan memikirkan tentang nya --

tentang sepeda merah jambu yang kubeli bersama ayahku
"ayah..akuingin punya sepeda"
begitu rengekku waktu itu

ayah menjemputku dan mengajakku di suatu tempat
tempat para sepeda diam menunggu untuk dimiliki
Toko Sepeda Esa Jaya nama tampatnya
"ayo pilih warna apa yang kamu mau?"
"hm..merah jambu!"

aku membeli sepeda itu dan berjalan riang menyusuri jalan
"sari..difoto dulu", kata ayahku
"ok!"

lalu aku melaju menuju tampat yang kuperjuangkan
"hati-hati di jalan sari"
"iya ayah..aku akan mengejar mimpiku di ujung jalan.doakan anakmu ya"

pergi menyusuri jalan malioboro meninggalkan ayahku..
aku kesana kemari dengan sepeda itu,
berharap dapat kembali pada ayahku dengan membawa sesuatu..


ternyata,
sepeda merah jambu itu hilang dicuri orang
aku bersedih dan menyesalinya..menangis semalaman untuk sepeda itu

"walau sepeda itu hilang,
aku akan tetap membawa sesuatu untuk ayahku kala aku pulang.
mugnkin dia sdikit kecewa,
tapi aku akan membawa obat penawarnya"

akn kupastikan begitu!

sesuatu yang kisebut sebagai " seseorang"

aku mulai cemas dan gelisah
kalau-kalu harapanku tertiup angin dan hilang di udara
beberapa waktu ini aku hidup digerakkan oleh sesuatu
sesuatu itu kesebut sebagai " seseorang"
ingin ke langit, ingin ke dasar bumi,
ingin kemanapun karena "seseorang"

awalnya aku mengira bahwa hidupku menjadi semakin bergairah dan menantang
aku bersemangat dan mantap untuk berjuang
Aku bersedia berlari kencang atau mengangkat beban berat karenanya
aku bersedia membiarkan hatiku terlalu girang atau terlalu sedih karena " seseorang"

Tibalah di sutu tempat di mana aku tidak lagi bisa melihat dengan jelas
gelap, hitam pekat dan memekakan mataku
aku berteriak sekuat tenaga tidak ada yang mendengarkanku
aku berlari kesana kemari namun aku menjadi mudah sekali terjatuh
aku tidak stabil

kuraba mataku dengan kedua tanganku
kudapaqtkan kain penutup mata itu
ya..nama kain itu kesebut sebagai "seseorang"
kulepaskan kain itu dan kubuang dari tanganku
aku dapat melihat

aku jujur pada dunia..
mungkin aku si pecundang yang tidak berani
takut memperjuangkan sesuatu yang kesebut sebagai "sesorang"
aku memang takut menerima kenyataan pahitnya

aku hanya akan menjadi lebih dari sekedar pecundang
jika aku hidup karena untuk " seseorang"
terlalu beresiko untuk kulanjutkan

aku mau ke langit, aku mau ke dasar bumi..
aku ingin ke bintang, dan kemanapun..
bukan untuk " seseorang"

Jika Tuhan berkehendak, sesuatu yang kesebut 'seeorang" itu
pasti akan datang...
Jika tidak, itu bukan perkaraku lagi
Sgala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
Dia yang meemberi kekuatan bagiku untuk hidup

Selasa, 06 Januari 2009

Mama Menagis Pagi Ini

Mama menangis pagi ini,
Aku tak tahu apa yang harus ku katakana
Tapi ia pun berhneti menangis dengan segera,
Dan kami memulai kegiatan seperti biasa

Kemudian telepon berdering berulang kali,
Dan Mama menjawab sambil tersenyum tipis.
Sepertinya orang-orang berjanji,
Bahwa mereka akan dating dan menemani.

Dan oreang-orang pun berdatangan,
Dengan membawa banyak makanan.
Mereka memeluk mama dan nenek,
Tampaknya mereka sungguh menyenangkan.

Kemudian mama memanggil kami,
Dan mendudukan kami di tenpat tidurnya.
Saudara lelakiku duduk di dekat kaki Mama,
Sedangkan aku duduk di dekat kepalanya.

“ Mama harus mengatakan sesuatu kepada kalian,”
Ia berkata dengan perlahan.
“Papa meninggal dunia pagi ini,
Dan ia tak akan pernah kembali lagi”

“ Ia pergi untuk tinggal bersama Tuhan,
Dapatkah kalian mengerti hal ini?’
Mama memandang kami dengan airmata mengalir di pipi,
Dengan segera kuraih tangannya.

“Apakah Papa pergi ke Surga?”
Mama pun menganguk;
Bagi kami, hal itu tampak begitu nyata,
“kalau begitu, kami jugan ingin kesana Mama”

“ Mama menceritakan tentang Surga kepada kami,
Tampaknya surga itu indah dan menyenangkan.
Jika demikian, katakanlah, Mama
Mengapa Mama mengangis?”

“Yah saat nenek kehilangan kakrk,
Mama kehilangan seorang ayah.
Yang membuat kita sedih adalah,
Karena papa tidak akan pernah kembali lagi”
………..

“Kasih papa selama ini
Akan tetap tinggal sebagai kenangan.
Kini ia tidak perlu lagi merasa kesakitan , dan ia pun bahagia di sana”

Akhirnya aku mengerti,
Bahwa sejak papa dilahirkan.
ia mencintai oran-orang di sekelilingnya dari dekat,
Dan mencintai Allah dari bumi
Kini papa mencintai Allah dari dekat,
Ia dekat dengan Allh dan berbicara langsung dengan Allah
Pemakaman Papa bukanlah akhir dari segalanya,
Tetapi merupakan hari kelulusan papa”

_sharon Jones

 
Powered by Blogger