Atau seperti doaremon yang kehilangan kantong ajaib
Aku seperti seorang pengajar yang lupa semua materi ajar
Atau seorang penjahit yang lupa caranya menjahit dan menghidupkan mesinnya
Aku mati rasa dan tidak percaya pada diriku
Kekuatanku terasa hilang ditelan bumi
Tanganku, kakiku tak bisa kuandalkan
Aku membayangkan diri ku :
membenturkan kepala di pojok tembok
Aku berharap tiap benturan akan memberiku energy
Tapi toh, sampai kepalaku hancur pun, Kekuatan itu tidak muncul
Seperti dawai gitar yang putus, begitu kira-kira harapanku putus
Aku mencoba berjalan dan meloncat-loncat
Berlari ke kanan, berlari kekiri
Berlari satu kaki dengan kepala miring,
Berlari sambil kepala miring ke kanan
Semua cara sudah kucoba toh percuma
Aku menepuk-nepuk wajah, menyiram diriku dengan air es
Mencelupkan kepalaku di air panas pun, tidak ada perubahan
Aku coba cara lain.
Aku tidur dilantai
Aku tidur di kolong tempat tidur
Aku coba tidur di dapur
Bahkan aku tidur di jalan raya pun
Aku tetap lemah
Aku makan nasi yang banyak,
makan mie bermangkuk-mangkuk
Aku minum air dingin, minum air panas
Makan sambal sangat pedas pun
Hatiku tetap tak tenang
Aku tidak berdaya dan lemah
Aku tidak tahu bagaimana supaya aku mendaat kekuatan itu
Seluruh kekuatanku habis hilang dan menguap
Ingin sekali aku mencium kaki Tuhan
Mengusap punggung kakiNya dengan pipiku yang sembab
Cara itu yang membuatku tenang
Jogja, 19 Juni 2009_01.27 WIB