Senin, 26 Oktober 2009

Aku kehilangan kekuatan

Aku merasa seperti peri yang tongkatku tidak lagi berguna
Atau seperti doaremon yang kehilangan kantong ajaib
Aku seperti seorang pengajar yang lupa semua materi ajar
Atau seorang penjahit yang lupa caranya menjahit dan menghidupkan mesinnya
Aku mati rasa dan tidak percaya pada diriku

Kekuatanku terasa hilang ditelan bumi
Tanganku, kakiku tak bisa kuandalkan

Aku membayangkan diri ku :
membenturkan kepala di pojok tembok
Aku berharap tiap benturan akan memberiku energy
Tapi toh, sampai kepalaku hancur pun, Kekuatan itu tidak muncul
Seperti dawai gitar yang putus, begitu kira-kira harapanku putus

Aku mencoba berjalan dan meloncat-loncat
Berlari ke kanan, berlari kekiri
Berlari satu kaki dengan kepala miring,
Berlari sambil kepala miring ke kanan
Semua cara sudah kucoba toh percuma

Aku menepuk-nepuk wajah, menyiram diriku dengan air es
Mencelupkan kepalaku di air panas pun, tidak ada perubahan

Aku coba cara lain.
Aku tidur dilantai
Aku tidur di kolong tempat tidur
Aku coba tidur di dapur
Bahkan aku tidur di jalan raya pun
Aku tetap lemah

Aku makan nasi yang banyak,
makan mie bermangkuk-mangkuk
Aku minum air dingin, minum air panas
Makan sambal sangat pedas pun
Hatiku tetap tak tenang

Aku tidak berdaya dan lemah
Aku tidak tahu bagaimana supaya aku mendaat kekuatan itu
Seluruh kekuatanku habis hilang dan menguap

Ingin sekali aku mencium kaki Tuhan
Mengusap punggung kakiNya dengan pipiku yang sembab
Cara itu yang membuatku tenang

Jogja, 19 Juni 2009_01.27 WIB

0 komentar:

 
Powered by Blogger