Selasa, 31 Mei 2011

Detik yang sama pada Sandiwara Romansa

Dalam rentang waktu yang sama, aku dan sesamaku menjalani peran-peran sandiwara kami--para manusia.

Aku mendengarkan radio sambil mengetik di kamar kos, temanku yang lain di Kepuhharjo melayani para pengungsi, teman yang lain deg-degan hendak wawancara kerja.

Di ujung sana Ayah dan Ibuku istirahat siang di ruang TV sementara kakakku bermain gitar.

Teman yang jauh sana sedang bekerja lembur, sementara yang lain sedang mengetik skripsinya.

Sesamaku yang lain terbaring di rumah sakit karena DB, sementara seorang kakak dan 2 adiknya hiking 70 kilo.

Sesamaku yang lain berlibur dengan sodaranya, dan di waktu yang sama seorang pembawa berita menyampaikan berita terkini.

Seorang penjaga warung melayani pelanggan dan tukang parkir menata jajaran motor.

Segerombol temanku bermain di waduk gadjah mungkur, sementara sesama yang lain sedang sibuk menyiapkan hari pernikahannya.

Sesamaku ada yang menangis di dalam hatinya karena patah hati, yang lain membaca Koran sambil minum es teh.

Seorang pembantu sedang memasak dan beberapa temanku membaca jurnal penelitian.

Sesamaku yang lain mencuci pakaian dan yang lain lagi sedang mengkeriting rambutnya.

Di waktu yang sama, sesamaku berdoa dan ada yang mengikuti konferensi.

Yang lain menjemput adiknya dari sekolah.

Sesama ku yang lain memainkan piano, sementara seorang kernet bis jalur 4 menarik ongkos dari penumpang.

Seorang petani mencari rumput untuk kambingnya bersamaan dengan seorang ibu yang menyusui anaknya yang sedang menangis.

Yang lain sibuk rapat untuk program organisasi sementara petugas fotocopy melayani pelanggan.

Sandiwara kehidupan yang bermacam-macam, berwarna-warni, bervariasi, berjenis-jenis tak terhingga.

Selamat menjadi artis kehidupan ini untuk memainkan romansa sandiwara hidup. Semoga semua manusia di bumi mendapat kesejahteraan dan kedamaian hati.

Jika Bertemu Tuhan

Seorang kawan yang sedikit ‘tidak waras’ menceritakan keinginannya jika ia bertemu Tuhan.

Katanya,ia akan memelukNya dan menangis di hadapanNya hingga air matanya habis tak tersisa.

Ia mungkin kesulitan untuk mengucapkan kata-kata dan merasa tenang bersamaNya.

Ia ingin mempersembahkan sebuah tarian lucu hingga membuat Tuhan tertawa terpingkal-pingkal, ingin dipelukNya dan kata yang paling mungkin dapat terucap:

”terimakasih atas segalanya”.

Cinta dan Obsesi

Aku baru akan menyebutnya sebagai frase jatuh cinta jika disana ada dua hati yang merasakan hal yang sama, dan sebaliknya, aku akan menyebutnya obsesi jika saja hanya sepihak yang merasakan jatuh cinta.

Cinta dan obsesi tipis sekali lapisan pemisahnya.

Bagiku inilah ciri jatuh cinta:

Saat kau dan dia sama2 merasakan deg2an saat bertemu, saat kau dan dia menjadi sama2 salah tingkah saat bertemu, saat kau dan dia tersenyum malu saat berhadapan, ketika kau dan dia sama saling merindukan untuk bertemu, ketika kau dan dia merasa saling tertarik untuk saling mencuri memandang, ketika kau dan dia sama-sama ingin bersama-sama.

Bagiku, inilah obsesi:

Saat kau merasa menyukainya, dan dia tidak merasakan hal yang sama. Lalu kau memproduksi cerita/karakter/bayangan mengenai dia di dalam pikiran dan perkiraan, yang mana tak selalu tepat, bahkan meleset dari gambaran tentang dia yang sesungguhnya. Saat kau mulai mengharap2kan hal-hal yang sama sekali hanya dipihakmu, dia tidak mengharapkan hal yang sama.

Saat kau mulai merasa menginvestasikan perasaan, pikiran, waktu sehingga kau merasa layak mendapatkannya. Misalnya: aku sudah memikirkannya 24 jam, aku sudah merasakan sakit krn dia berhari-hari, aku sudah menunggunya 6 tahun, aku sudah ini dan sudah itu, yang kemudian kita akan betanya dengan menuntut: semua hal sudah kulakukan, apakah lagi yang kurang?

Aku sepakat bahwa cinta datang tidak datang terlalu cepat atau terlalu terlambat, sehingga akan berlangsung tepat waktu. Jika berlangsung tepat waktu artinya kita tidak perlu ada kegiatan menunggu-nunggu seseorang krn seharusnya ia tidak terlambat hadir.

cinta hadir begitu saja yang diberikan oleh tuhan di hati kedua insan yang terlibat intrik ini. tidak dibuat2, atau diusaha-usahakan sedemikian rupa, sangat alami dan datang dengan cara yang tidak kita duga di mana, kapan, dan dengan cara apapun. Oleh karena itu, menurutku, tidak perlu ada yang disebut tebar pesona dalam bentuk apapun, karena hanya akan menjadi manipulasi cinta saja (semu)



Cinta mungkin bisa dirasakan oleh satu pihak dg tidak menuntut apapun dan rela memberi dengan percuma. Seperti kita menyanyangi seorang bayi, kita memberi tanpa punya niatan meminta balasan apapun dari bayi tersebut. Jika kita sudah mulai mengharapkan sesuatu yang kita berikan kembali, mungkin itu saudara kembar obsesi. Jika cinta, tidak ada pihak manapun yang merasakan rugi/merasa paling berkorban. Tidak perlu ada yang merasa terluka dan patah dan mulai dari situlah ini letak benci dimulai.

Aku lebih suka menanti cinta dan bukan menanti seseorang. Jika kita sedang menanti seseorang, mungkin saja kita sedang terobsesi dengan seseorang.

Karena jika kita percaya cinta hadir tepat waktu, cinta pun pasti hadir bersamaan dengan seseorang yang disebut pemilik cinta.

cinta itu indah, dan diberikan kepada setiap orang. Merasa diri sedang dicintaiNya adalah kekuatan saat menghadapi masa sulit.

*ini pengertian sementara saya tentang cinta, mungkin bisa berubah

*jatuh cinta ternyata bisa berkali-kali dalam hidup kita (add dari zadok)

Rindu Inilah

Aku lari dan mencari sebuah seragam. Seragam merah-putih pertamaku. Seragam yang kugunakan sekitar 10 tahun yang lalu. Aku membongkar seluruh isi lemari dan mencarinya dengan sekuat tenaga. Aku hampir menangis karena setelah semua kubongkar kutak menemukannya. Inilah rasa rindu. Rindu menemukan seragamku.

Kawanku mencari ibunya di dapur, di kamar tidur, di kamar mandi, di ruang tamu, di halaman dan tidak menemukan. Karena ibunya sudah meninggal sejak ia kecil. Inilah rasa rindu. Rindu bertemu ibu.

Aku ingin mengambarkan bahwa rasa rindu menyesakkan hati. Ingin bertemu, melihat, menyentuh dan berbincang jika memungkinkan. Sayangnya rindu tidak selalu segera mendapat jawaban. Lalu rindu mendekam di ulu hati, membulat bagai bola hitam yang menempel di pelipis hati. Sesak dan berat.

Inilah rindu.

Tempat Sampah

Sampah adalah barang sisa yang perlu diubah supaya menjadi berguna.
Mulai dari bangun tidur aku selalu membuat barang sisa
Aku mandi, dan mandiku menghasilkan air kotor yang kubuang ke got. Inilah sampah.
Aku menggunakan shampoo/sabun/pasta gigi yang bungkusnya adalah sampah.
Setelah itu aku berganti baju dan meletakkan baju kotor. Inilah sampah.
Aku makan, ada piring, sendok dan gelas yang kotor. Inilah sampah.
Aku bekerja dengan menghasilkan sampah. Kertas salah print, plastic bungkus alat tulis, dan bungkus-bungkus lain yang tak lagi berguna. Inilah sampah.
Kertas nota, kertas parkir, sepatu rusak, pakaian dan tas yang rusak, inilah sampah.
Gas sepeda motor, gas bis, gas taksi. Inilah sampah.

Bagimana jika air kotor sisa kita mandi, di campur bungkus shampoo, baju kotor, piring kotor, gelas kotor, sendok kotor, sepatu yang rusak, tas yang rusak, kulit jeruk, kulit melon, kulit semangka, dan sampah-sampah lainnya kita kumpulkan jadi satu sepanjang hidup kita.

Tempat sampah adalah sebuah jawaban yang menyeimbangkan hidup.
Mungkin kita adalah tempat sampah bagi yang lain, dan mungkin kita menjadi sampah bagi yang lain

 
Powered by Blogger