Selasa, 31 Mei 2011

Cinta dan Obsesi

Aku baru akan menyebutnya sebagai frase jatuh cinta jika disana ada dua hati yang merasakan hal yang sama, dan sebaliknya, aku akan menyebutnya obsesi jika saja hanya sepihak yang merasakan jatuh cinta.

Cinta dan obsesi tipis sekali lapisan pemisahnya.

Bagiku inilah ciri jatuh cinta:

Saat kau dan dia sama2 merasakan deg2an saat bertemu, saat kau dan dia menjadi sama2 salah tingkah saat bertemu, saat kau dan dia tersenyum malu saat berhadapan, ketika kau dan dia sama saling merindukan untuk bertemu, ketika kau dan dia merasa saling tertarik untuk saling mencuri memandang, ketika kau dan dia sama-sama ingin bersama-sama.

Bagiku, inilah obsesi:

Saat kau merasa menyukainya, dan dia tidak merasakan hal yang sama. Lalu kau memproduksi cerita/karakter/bayangan mengenai dia di dalam pikiran dan perkiraan, yang mana tak selalu tepat, bahkan meleset dari gambaran tentang dia yang sesungguhnya. Saat kau mulai mengharap2kan hal-hal yang sama sekali hanya dipihakmu, dia tidak mengharapkan hal yang sama.

Saat kau mulai merasa menginvestasikan perasaan, pikiran, waktu sehingga kau merasa layak mendapatkannya. Misalnya: aku sudah memikirkannya 24 jam, aku sudah merasakan sakit krn dia berhari-hari, aku sudah menunggunya 6 tahun, aku sudah ini dan sudah itu, yang kemudian kita akan betanya dengan menuntut: semua hal sudah kulakukan, apakah lagi yang kurang?

Aku sepakat bahwa cinta datang tidak datang terlalu cepat atau terlalu terlambat, sehingga akan berlangsung tepat waktu. Jika berlangsung tepat waktu artinya kita tidak perlu ada kegiatan menunggu-nunggu seseorang krn seharusnya ia tidak terlambat hadir.

cinta hadir begitu saja yang diberikan oleh tuhan di hati kedua insan yang terlibat intrik ini. tidak dibuat2, atau diusaha-usahakan sedemikian rupa, sangat alami dan datang dengan cara yang tidak kita duga di mana, kapan, dan dengan cara apapun. Oleh karena itu, menurutku, tidak perlu ada yang disebut tebar pesona dalam bentuk apapun, karena hanya akan menjadi manipulasi cinta saja (semu)



Cinta mungkin bisa dirasakan oleh satu pihak dg tidak menuntut apapun dan rela memberi dengan percuma. Seperti kita menyanyangi seorang bayi, kita memberi tanpa punya niatan meminta balasan apapun dari bayi tersebut. Jika kita sudah mulai mengharapkan sesuatu yang kita berikan kembali, mungkin itu saudara kembar obsesi. Jika cinta, tidak ada pihak manapun yang merasakan rugi/merasa paling berkorban. Tidak perlu ada yang merasa terluka dan patah dan mulai dari situlah ini letak benci dimulai.

Aku lebih suka menanti cinta dan bukan menanti seseorang. Jika kita sedang menanti seseorang, mungkin saja kita sedang terobsesi dengan seseorang.

Karena jika kita percaya cinta hadir tepat waktu, cinta pun pasti hadir bersamaan dengan seseorang yang disebut pemilik cinta.

cinta itu indah, dan diberikan kepada setiap orang. Merasa diri sedang dicintaiNya adalah kekuatan saat menghadapi masa sulit.

*ini pengertian sementara saya tentang cinta, mungkin bisa berubah

*jatuh cinta ternyata bisa berkali-kali dalam hidup kita (add dari zadok)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

tulisan nya bagusssss ^_*, dan saya juga setuju tentang konsep obsesi vs cinta yang ada di tulisan "burung camar".

Anonim mengatakan...

Kini ku paham...

Unknown mengatakan...

Bagus..bu sari :)

 
Powered by Blogger