Minggu, 10 Mei 2009

Kalau saja..

kalau saja
Aku bisa memeluk dan menenangkan seseorang yang menyaksikan dengan matanya sendiri ketika Ayahnya kecelakaan yang kepalanya pecah..

kalau saja,
Aku bisa menguatkan orang yang tidak punya ayah dan ibu yang hidup sendirian di bumi

kalau saja,
Aku bisa menolong seorang remaja yang ketakutan karena diperkosa dan kehilangan keperawanannya dengan paksa

kalau saja,
Aku bisa memanjangkan harapan teman yang menangis pilu karena kekasihnya yang memilih oranglain daripada dia

Kalau saja,
Aku bisa memahami seorang Ayah yang menyesali anaknya bunuh diri karena dia seorang yang cacat mental

Atau kalau saja,
Aku bisa merasakan sakitnya seorang suami yang istri dan anaknya meninggal saat proses kelahiran

kalau saja mulai saat ini,
aku bisa lebih merasakan, memahami dan mengerti apa yang orang lain alami,
aku tidak akan pernah menyesal menghabiskan waktu kuliahku selama ini..

Semangatlah diriku!!

13 Oktober 2007

Berbicara dengan Patung Doraemon

Sewaktu aku masih kecil, aku senang sekali bermain di sebuah taman. Tiap sore orang-orang bermain di tempat itu. Tua, muda, anak-anak, bahkan para remaja yang berpacaran juga berada di taman itu. Taman yang terletak di jantung kota itu menjadi tempat favorit banyak warga masyarakat kota.

Ibuku baru mengijinkanku main di taman itu kalau aku sudah mandi dan berjanji mau makan lebih lahap nanti. Saking girangnya, aku berani berjanji untuk makan dua kali lebih banyak dari pada biasanya. Kesepakatan yang hebat, Ibuku suka aku makan banyak, dan aku untung berkunjung ke taman itu.

Di taman itu ada tempat favorit yang kupilih sejak masih di rumah. Akan kuceritakan tempat itu padamu. Letaknya di ujung taman sisi paling utara. Ada sebuah patung bagus. Kamu pasti suka. Dia patung Doraemon. Setiap kali aku kesana aku memandanginya dan mengelus-elus perut ajaibnya.

" Doraemon…" kataku pelan. Dia tidak berbicara
" Doraemon aku punya koin, apa kau bisa mengubahnya menjadi donat?" tanyaku
" Doraemon ..aku ingin bersahabat dengamu" pintaku

Aku memandanginya dan melihat matanya beberapa saat. Dia tetap diam. 10 menit. 20 menit. Aku menunggunya, tetap saja dia tidak berbicara apa-apa. Mataku mulai berkaca-kaca dan akhirnya aku menangis dengan menepuk-nepuk kakinya.

" Ibu, aku hanya ingin bersahabat denganya!" tangisku merengek. Aku ingin dia berbicara. Ibuku menolongku, dan mengajakku duduk manis di bawah patung itu. Katanya aku harus menepati janji ku biar aku bisa bersahabat dengannya. Aku harus makan dua kali lebih banyak. Padahal aku paling tidak suka makan wortel. Setiap kali suapan yang diberikan Ibu, aku memejamkan mata sambil menangis. Sayur wortel sangat tidak enak, tapi aku harus menghabiskan semuanya. Sangat menyiksa. Tapi kupikir tidak apa-apa asal Doraemon itu mau bersahabat denganku.

Seperti anak kecil yang berharap pada patung Doraemon itu menjadi sahabatnya,
begitulah ketika kita berharap kepada seseorang tetapi dia tidak berbicara apapun pada kita.
Kamu harus siap menaggung resikonya, bahkan jika harus makan dengan sayur wortel yang tidak kamu suka. Ada luka yang harus dibayar.

" Doraemon, semoga suatu saat kamu mau bersahabat denganku" ucap anak itu tersenyum sambil lari meninggalkan taman. Anak itu menuju arah Ibunya. Ibunya menyambut dengan pelukan dan menggendongnya dengan hangat.

Lendir Cemas

Cemasku mulai datang dan mondar mandir di ulu hati..
Berjalan Ke kanan ke kiri tak karuan
Cemasku terkoyak dan melonjak seperti air yang tumpah dari gelas kaca

Cairan cemas itu berwarna bening dan seperti lendir
Aku jijik melihatnya..
Terlebih dari jijik, cairan itu juga mengalir mengintari pusaran hatiku menjerat dan melilit pembuluh darah.
membuatnya menjadi berontak dan berdetak tak karuan
tiap dentuman detak itu terasa sakit dan menyiksa
seperti balon udara yang pecah meletup keras di udara


Jika mampu, ingin kumuntahkan saja cairan cemas tak berguna itu ke tempat sampah

Sungguh tidak aman bagiku untuk tinggal dalam kecemasan.
Lendir cemas ini mengintariku sampai pagi menjelang

Mencari bijaksana dalam diri- Based On “ Double Your Brain Power”

Kamu puya masalah? Kamu binggung? Tidak ada yang membantumu?

Duduklah di tempat privasimu- tutup mata dan bayangkan kau sedang berjalan didalam hutan yang rindang (Visualisasikan dengan sangat lengkap)- sampailah di sebuah rumah dipedalaman dan kau membuka pintu rumah itu- pemilik rumah itu memberimu nasehat - dengarkan nasehatnya dengan sangat seksama- dan kau pun menuliskan nasehat-nasehat itu di dalam bukumu.

Supported by: Denis, danang, nadvi, rio, dan abi (kakak2 Psyche 04)

Minggu, 03 Mei 2009

perrcakapan dengan Tuhan

Katakan kepada Tuhan semua yang ada di hatimu seperti orang menceritakan isi hatinya, kesenangannya dan kesedihan hatinya kepada sahabat karibnya
katakan masalah-masalahmu agar Ia dapat menghiburmu
katakan sukacitamu agar Ia dapat mengendalikannya
katakana keinginanmu agar Ia dapat memurnikannya
katakan apa yang tidak kamu senangi agar Ia menolong untuk mengatasinya
katakan kepada-Nya pencobaanmu agar Ia dapat melindungi darinya

perlihatkan luka-luka hatimu agar Ia dapat menyembuhkannya
singkapkan sikap acuh tak acuhmu akan hal-hal yang baik, buruknya keinginanmu akan yang jahat, ketidak stabilanmu; katakan kepada-Nya bagaimana mengasihi diri sendiri membuat engkau tidak adil kepada orang lain, bagaimana keangkuhan membuatmu menjadi tidak tulus, bagaimana kesombongan menutupi diri sendiri dan orang lain.
Bila engkau membuka semua kelemahanmu, kebutuhanmu, masalahmu, tidak akan pernah ada kekurangan kata-kata.

Engkau tidak akan pernah kehabisan pembicaraan.
Tidak perlu menimbang kata-kata, karena tidak ada yang harus ditahan;
berbicara dengan kelimpahan hati mereka, tanpa ditimbang mereka mengatakan apa yang dipikirkan
Diberkatilah mereka yang mencapai hubungan intim yang terbuka seperti itu dengan Tuhan.


 
Powered by Blogger