Minggu, 15 Februari 2009

Lari ke rumah Nenek

aku datang dengan keringat disekujur tubuhku
berlari kencang menuju tempat nenek
mataku sayu tidak bersinar
wajahku pucat dan badanku memar
seharian berlari membuatku menangis

sampailah aku di halaman rumah nenek
badanku rebah tak berdaya ke tanah
kepalalu terbentur batu
air mata, keringat dan darah bercampur di kepalaku
hanya tangisan tersedu yang kulakukan

nenek datang menjemputku dan memelukku
kurebahkan badanku dipelukannya
nafasku tersengal senada dengan tangisan kami

"nenek..aku tidak tahu harus pergi kemana. Tidak ada seorang pun yang menerima kegagalanku. AKu berlari mencarimu dan ingin memelukmu"
kami tetap menangis bersama gemuruh riuh angin berhembus

telapak tangannya menyentuh kedua pipiku yang dingin
matanya yang teduh memandangku lembut
"pandanglah aku nak..kamu anak gadis yang cerdas dan baik. kamu berhak mendapat bahagia. LIhatlah ke langit yang luas dan tak terbatas. Milikilah harapan seluas langit yang tak pernah habis dan semangat yang tak terbatas oleh keadaan. seperti langit itu"
Lalu nenek mengusap air mataku dan memelukku kembali.

dalam hatiku aku berkata,'aku ingin menjadi seperti langit itu"

0 komentar:

 
Powered by Blogger